Apa salah jika aku melakukan
segalanya secara berlebihan?
Apa salah jika aku mencintainya lebih
dari kadar sewajarnya?
Apa salah jika aku terlalu berlebihan
mengkhawatirkannya?
Begitu banyak pertanyaan yang rasanya
ingin terlontar dari bibir bahkan hati ini.
Entahlah....
Siapa yang akan menjawab semua
pertanyaan itu, dan kenapa pertanyaan itu terus menghantui pikiran ini. Yang ku
tau aku hanya tak ingin merasakan sakit untuk kesekian kalinya. Hanya itu, tak
lebih.
Walaupun terkadang banyak yang
menafsirkan bahwasannya mencintai itu bagaikan bayi yang sedang belajar
berjalan akan merasakan sakit terlebih dahulu karena terjatuh kemudian akan
menjadi seorang anak yang lancar berjalan. Begitupun dengan cinta akan
merasakan pahit di awal untuk menguatkan jalan ke depannya. Tapi kenapa kita
tak ingin merasakan kesakitan karena cinta? Karena sakit hati itu tak ada
obatnya, mungkin itulah alasannya.
Apa salah jika aku menginginkan
kebahagiaan yang aku harapkan? Memang tak ada orang yang tak ingin mendapat
kebahagiaan dalam hidupnya. Sayangnya ketika menemui kebahagiaan itu terkadang
kita lupa untuk bersyukur. Setelah kebahagiaan itu direnggut lagi oleh Yang
Maha Segalanya barulah kita menyadarinya.
Lantas bagaimana cara kita untuk
mendapat kebahagiaan seutuhnya?
Hidup bersama dengan orang yang kita
sayangi selamanya, mungkin itu salah satu jawabannya. Itu juga salah satu yang
aku inginkan saat ini. Ketika aku menemui orang yang sangat menyayangiku tak
ingin rasanya melukai hatinya sebesar biji atom pun, tak rela rasanya
kehilangan dirinya. Ada rasa yang dulu telah hilang, sayang yang teramat sayang
sehingga membuatku tak ingin mengakhirinya.
Ikatan suci yang sangat aku harapkan
pun telah aku angankan. Aku tak ingin merasakan sakit (lagi). Semoga engkau
jodohku sampai maut memisahkan.....(Dendy Fauji)
Amin....